Prosedur Keselamatan Itu Selalu Kurang, Tapi Penting Untuk Dibuat
Kualitas Prosedur K3 - Sejauh ini temuan terkait prosedur kerja sering masuk menjadi penyebab kecelakaan, apakah karena prosedurnya tidak tersedia, prosedurnya kurang update, tidak mencantumkan aktivitas kerja tertentu, atau bahkan karena prosedur tidak dijalankan oleh pekerja. Sekarang kita akan mengadopsi perspektif teori kontrol dan mempertimbangkan efektivitas prosedur keselamatan. Dari contoh ketidaksesuaian tadi maka bisa kita kelompokkan ada tiga kemungkinan kondisi terkait prosedur kerja yaitu: prosedur yang baik, prosedur yang buruk, atau prosedur yang tidak ada (tidak ada aturan sama sekali).
Bagaimana Prosedur yang Baik ?
Di sini yang dimaksud prosedur yang ‘baik’ berarti baik secara kebenaran maupun dalam mencakup langkah dalam aktivitas. Sedangkan aturan atau prosedur yang buruk adalah yang tidak sesuai dengan keadaan tertentu, tidak benar, atau keduanya.
Berbeda dengan prosedur yang mengatur aktivitas produksi, prosedur yang dibuat untuk menjamin keselamatan kerja sering kekurangan keragaman skenario yang diperlukan. Seberapa banyak skenario langkah kerja aman yang kita buat akan selalu lebih sedikit dibandingkan variasi situasi tidak aman yang mungkin terjadi.
Kita bisa menggambarkan masalah ini dengan contoh sederhana di rumah tangga. Prosedur untuk membuat makanan misalnya, bisa dijelaskan hanya dalam beberapa kalimat. Tapi prosedur yang diperlukan untuk menjamin bahwa tugas membuat makanan ini dilakukan dengan benar-benar aman bisa sampai beberapa lembar, dan bahkan sudah panjang pun masih kecil kemungkinannya semua potensi bahaya dan skenario kecelakaan bisa tercakup.
Tentu saja, kita bisa memperkirakan beberapa bahaya yang mungkin terjadi (bakteri berbahaya, pisau tajam, air panas, sengatan listrik, gas mudah terbakar atau beracun, dan sebagainya), dan berusaha mengatur perilaku juru masak kita agar aman terhadap bahaya-bahaya tersebut. Inilah yang juga coba dilakukan oleh organisasi dalam menghadapi bahaya operasional tertentu. Namun tidak mungkin semua kombinasi bahaya dan skenario kecelakaan terkait dapat diprediksi.
Pada dasarnya, perilaku yang sepenuhnya aman tidak bisa dikendalikan hanya melalui petunjuk langsung (prosedur). Akan selalu ada situasi yang tidak tercakup oleh prosedur, atau di mana aturan yang ada tidak berlaku secara lokal (pekerjaan tertentu). Dengan kata lain, akan selalu ada situasi dengan “prosedur buruk” dan situasi tanpa aturan sama sekali.
Apakah Prosedur Masih Perlu Dibuat?
Namun, hal ini tentu tidak berarti bahwa organisasi harus menyerah dalam upaya merumuskan aturan keselamatan. Aturan semacam itu tidak hanya penting untuk membimbing perilaku aman terhadap bahaya yang sudah dikenali dan dipahami, tapi juga merupakan catatan penting dari pembelajaran organisasi tentang bahaya operasionalnya. Karena manusia berubah lebih cepat daripada pekerjaan, catatan ini sangat penting untuk menyebarkan pengetahuan keselamatan ke seluruh lini organisasi. Tetapi, masalah keragaman yang dibutuhkan berarti bahwa kumpulan prosedur operasi yang aman ini tidak akan pernah sepenuhnya lengkap maupun berlaku secara universal.
Demikian artikel tentang prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja, prosedur kerja masih sangat perlu untuk dibuat, namun jangan terlalu menggantungkan prosedur sebagai salah satu barier pengendalian untuk tetap selamat, kondisi pekerjaan sangat kompleks dan banyak ketidakpastian yang bisa muncul yang bisa jadi tidak mampu diatur oleh prosedur. Perlu juga ditingkatkan kegesitan (agility) dalam menghadapi kondisi yang kompleks tersebut. Jika ada pertanyaan bisa dikolom komentar atau bisa juga ke Instagram @darmawans_setiawan, jangan lupa juga Subscribe Channel Youtube "Tanya Safety" untuk mendukung kami..terima kasih
Referensi:
- Reason, J. Managing The Risk of Organizational Accidents. 1997
- https://taproot.com/good-procedure-evaluating-procedures/
Posting Komentar untuk "Prosedur Keselamatan Itu Selalu Kurang, Tapi Penting Untuk Dibuat"