6 Jenis Perilaku Pekerja terhadap Prosedur Keselamatan di Tambang Batubara: Kenali Risiko Pelanggaran SOP!
Pelanggaran prosedur kerja dan risikonya- Di tempat kerja, keselamatan bukan hanya soal alat pelindung diri atau rambu-rambu yang tertempel di dinding. Keselamatan kerja adalah pondasi utama yang memastikan setiap pekerja bisa pulang dengan selamat setiap hari. Salah satu cara paling dasar untuk menjaga keselamatan ini adalah dengan mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Sayangnya, kenyataan di lapangan tidak selalu seideal itu. Masih banyak pekerja yang mengabaikan prosedur keselamatan, baik karena sudah terbiasa melakukannya dengan cara sendiri, terburu-buru karena tekanan pekerjaan, atau merasa diawasi pun tidak. Akibatnya, risiko kecelakaan meningkat — dan ketika kecelakaan terjadi, dampaknya bisa sangat besar: bukan hanya pada korban, tetapi juga terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Melalui artikel ini, kita akan membahas:- Mengapa prosedur kerja penting,
- Apa yang terjadi jika prosedur tidak diikuti,
- Bagaimana kebiasaan pekerja terbentuk terhadap prosedur,
- Dan apa saja tantangan yang sering membuat prosedur sulit diterapkan di lapangan.
Enam Jenis Perilaku Pekerja terhadap Prosedur
Tidak semua pelanggaran terjadi karena niat buruk. Dan tidak semua kepatuhan menjamin hasil yang aman. Karena itu, para ahli mengelompokkan perilaku pekerja dalam kaitannya dengan aturan dan prosedur keselamatan ke dalam **enam jenis utama**. Pemahaman ini penting untuk membantu kita mengenali mana perilaku yang berisiko dan mana yang perlu didukung.1. Kepatuhan yang Benar (Correct Compliance)
Pekerja mengikuti prosedur dengan baik, dan hasilnya aman serta sesuai tujuan. Ini adalah bentuk perilaku yang paling ideal dan paling diharapkan.
Kadang aturan tidak cocok dengan kondisi di lapangan. Pekerja mungkin melanggar aturan, tapi justru berhasil mencapai hasil yang aman. Meskipun niatnya baik, ini tetap perlu evaluasi agar prosedur bisa disesuaikan.
Tidak semua situasi punya prosedur. Dalam kasus seperti ini, pekerja mengambil inisiatif sendiri dan ternyata berhasil dengan aman. Namun, ini seharusnya jadi pelajaran untuk membuat prosedur baru, bukan jadi kebiasaan.
4. Misvention (Pelanggaran + Kesalahan)
Ini terjadi saat pekerja melanggar prosedur dan membuat kesalahan, yang akhirnya menyebabkan situasi tidak aman. Biasanya muncul dari niat baik tapi dilakukan tanpa pertimbangan yang matang.
5. Mispliance (Kepatuhan yang Keliru)
Pekerja mengikuti prosedur, tapi prosedurnya sendiri tidak tepat, atau pemahamannya salah. Akibatnya, hasilnya tetap berbahaya meski niatnya baik. Ini jadi pengingat pentingnya pelatihan dan evaluasi prosedur secara rutin.
6. Kesalahan Murni (Mistake)
Kadang, dalam situasi tanpa aturan yang jelas, pekerja membuat keputusan sendiri dan ternyata salah. Ini biasanya terjadi karena kurang pengetahuan atau pengalaman.
Pelanggaran yang Berhasil: Awal dari Masalah yang Lebih Besar
Ada satu perilaku yang tidak masuk ke enam kategori di atas, yaitu pelanggaran yang berhasil. Artinya, pekerja tidak mengikuti aturan yang benar, tapi tetap berhasil mencapai tujuannya tanpa celaka. Meskipun tampak "aman-aman saja", inilah yang berbahaya.Kenapa?
Mana Perilaku Yang Sering Muncul?
Dalam praktiknya:Kepatuhan yang benar adalah jenis perilaku paling umum — karena sebagian besar aturan memang dibuat untuk melindungi.
Pelanggaran yang berhasil, meski tidak sering, cukup banyak terjadi dan sering dianggap normal oleh pekerja.
Improvisasi yang aman, kesalahan murni, dan mispliance lebih jarang terjadi, tapi tetap berisiko tinggi.
Sementara misvention adalah yang paling berbahaya meski jarang, karena dilakukan tanpa disadari.
Contoh Kasus: Perilaku terhadap Prosedur di Industri Pertambangan Batubara
Industri pertambangan batubara memiliki risiko tinggi: mulai dari longsor, ledakan gas metana, paparan debu batubara, hingga kecelakaan kendaraan tambang. Prosedur keselamatan sangat ketat namun bagaimana pekerja mematuhinya sangat menentukan hasilnya.Berikut ini contoh penerapan enam jenis perilaku dalam situasi nyata di tambang batubara:
1. Kepatuhan yang Benar
Contoh:
Seorang operator alat berat mengikuti prosedur pre-start checklist (P2H) sebelum menghidupkan Dump Truck. Ia memastikan rem, lampu, dan klakson berfungsi normal. Saat bekerja, dia menjaga kecepatan sesuai standar dan memperhatikan area blind spot.
➡ Hasil: Operasi berjalan lancar dan aman.
✅ Ini contoh ideal dari kepatuhan yang benar.
2. Pelanggaran yang Benar
Contoh:
Seorang mekanik mendapat informasi unit rusak dan harus memperbaiki ban dump truck di area berlumpur, jauh dari workshop. Aturan di prosedur menyebutkan perbaikan hanya boleh dilakukan di area aman dengan alat pelindung lengkap. Tapi kondisi mendesak dan alat berat dibutuhkan segera. Ia menggunakan metode sederhana, dengan tetap menjaga jarak aman dan memastikan alat pendukung cukup.
➡ Hasil: Dump truck kembali beroperasi tanpa insiden.
⚠️ Walau melanggar prosedur, hasilnya aman tapi ini tetap perlu evaluasi prosedur agar lebih fleksibel dan realistis.
3. Improvisasi yang Benar
Contoh:
Saat jalur tambang longsor dan belum ada SOP untuk evakuasi rute alternatif, pengawas lapangan membuat keputusan cepat untuk mengalihkan jalur dengan pengaturan personel keamanan tambahan.
➡ Hasil: Evakuasi lancar dan tidak ada korban.
✅ Tindakan ini tidak tertulis di SOP, tapi dilakukan dengan pertimbangan risiko yang matang.
4. Misvention (Pelanggaran + Kesalahan)
Contoh:
Seorang operator mengambil jalan pintas dengan mematikan panel sensor gas karena sering mengeluarkan alarm palsu. Ia berpikir akan lebih efisien tanpa "gangguan" tersebut. Tapi suatu hari, terjadi kebocoran gas metana yang tidak terdeteksi, dan nyaris terjadi ledakan.
➡ Hasil: Situasi berbahaya yang nyaris fatal.
❌ Ini contoh klasik dari misvention — pelanggaran dengan penilaian yang keliru dan hasil yang membahayakan.
5. Mispliance (Kepatuhan yang Keliru)
➡ Hasil: Ia hampir cedera karena informasi yang salah.
⚠️ Ia mengikuti prosedur, tapi prosedurnya salah. Ini menunjukkan pentingnya update SOP secara berkala.
6. Kesalahan Murni (Mistake)
Contoh:
Seorang operator baru (crew pompa) mencoba mematikan pompa lumpur saat tekanan tinggi, tanpa tahu bahwa itu bisa menyebabkan semburan balik. Tidak ada SOP khusus untuk kondisi itu, dan ia belum pernah dilatih untuk situasi darurat.
➡ Hasil: Air bercampur lumpur menyembur dan membahayakan rekan di dekatnya.
❌ Ini contoh dari kesalahan karena kurang pengetahuan dan kurang pelatihan.
Pelanggaran yang Berhasil: Bahaya yang Tak Terlihat
Pelanggaran yang berhasil ini berbeda dengan pelanggaran yang benar, dan sering kali menjadi awal munculnya "misvention", yaitu kebiasaan menyimpang yang berbahaya dan dilakukan tanpa disadari.
Meskipun kelihatannya tidak berdampak langsung, pelanggaran semacam ini membentuk kebiasaan yang berbahaya. Orang jadi terlalu percaya diri dengan caranya sendiri dan meremehkan bahaya secara terus-menerus, padahal risikonya bisa besar di kemudian hari.
Beberapa pengemudi haul truck terbiasa melewati tikungan tajam dengan kecepatan tinggi karena merasa "sudah hafal medan." Mereka belum pernah mengalami kecelakaan, sehingga menganggap hal itu aman.
➡ Hasil: Sejauh ini belum ada insiden — tapi risikonya besar.
⚠️ Kebiasaan seperti ini adalah cikal bakal misvention: rasa percaya diri berlebihan yang bisa berujung fatal.
Apa yang Bisa Dilakukan Perusahaan Tambang?
- Evaluasi dan revisi prosedur agar tidak kaku tapi tetap aman.
- Libatkan pekerja lapangan dalam penyusunan SOP agar sesuai dengan realitas kerja.
- Latih terus-menerus, khususnya pada situasi darurat dan "tanpa prosedur".
- Fokus pada perilaku, bukan hanya dokumen: pahami alasan di balik pelanggaran.
- Berdayakan pengawas dan leader sebagai agen perubahan budaya keselamatan.
Prosedur keselamatan bukan sekadar aturan di atas kertas — tapi panduan hidup yang menyelamatkan nyawa. Untuk benar-benar efektif, prosedur tidak hanya perlu dipahami, tapi juga diterapkan dengan sadar. Dan agar itu terjadi, perusahaan harus memahami bagaimana pekerja berperilaku terhadap aturan: mulai dari mereka yang patuh, sampai yang kerap "berimprovisasi".
Pemahaman ini penting, karena kecelakaan kerja seringkali bukan terjadi karena niat buruk — tapi karena kebiasaan yang salah dibiarkan terlalu lama.
Referensi:
- Reason, J. Managing The Risk of Organizational Accidents. 1997
- Guastello, Stephen. Human Factors Engineering and ergonomic-A system.approach. 2014
- Hopkins, A. Risk-management and rule-compliance: Decision-making in hazardous industries. Australian National University.ACT 0200, Australia
- Health and Safety Executive. Human factor : Managing human failures. https://www.hse.gov.uk/humanfactors/topics/humanfail.htm
- https://www.thefreelibrary.com/Organizational%2Bcontrols%2Band%2Bsafety%3A%2Bthe%2Bvarieties%2Bof%2Brule-related...-a053590389?utm_source=chatgpt.com
- http://aviationknowledge.wikidot.com/aviation%3Arule-based-behaviour?utm_source=chatgpt.com
- https://oshwiki.osha.europa.eu/en/themes/violation-osh-rules-and-procedures?utm_source=chatgpt.com
Posting Komentar untuk "6 Jenis Perilaku Pekerja terhadap Prosedur Keselamatan di Tambang Batubara: Kenali Risiko Pelanggaran SOP!"