Instruktur Egois VS Peserta Egois

Tujuan dari proses belajar mengajar adalah adanya transfer ilmu (Knowledge) dari pemberi materi kepada para peserta. Sehingga pada saat selesai, peserta mampu memahami, dan mampu menerapkan pelajaran yang di dapat.

Dalam suatu training atau proses belajar mengajar lainnya, keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh Pemberi materi (instruktur) dan Penerima materi (Peserta). Seorang instruktur yang bagus akan mampu menarik minat peserta, mampu memancing peserta untuk turut aktif dalam proses belajar mengajar, dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Apakah semua instruktur mampu begitu? Jawabannya BELUM, karena ada juga instruktur yang egois.
Kenapa kok disebut egois? Hayoo siapa yang pernah lihat Instruktur Egois……. Iya,, saya sebut saja egois, karena cuma mikirin diri sendiri
Instruktur egois biasanya menjelaskan secara tidak detail, hanya permukaan saja dari materi. Hal ini bisa disebabkan karena tidak pede, tidak menguasai materi, atau bahkan tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Terus kenapa disebut egois??... ya jelas, sudah tahu kemampuannya begitu, masih maksakan mengajar… kan kasian peserta yang sudah rela datang, dan mungkin sudah bayar…
Menjelaskan materi tidak secara sistematis, dan tidak menjawab pertanyaan dengan jawaban ngambang (tidak menjawab sepenuhnya). Biasanya jawabannya menggunakan perumpamaan, mending kalau perumpaannya sesuai dengan jawaban, kadang pun ngalor ngidul…
Instruktur Egois yang lebih parah hanya mengejar durasi, yang penting ada training, durasinya berjalan sampai selesai, tidak perduli apakah si peserta sudah faham dan mengerti sepenuhnya atau belum…
Eit.. tunggu dulu selain Instruktur Egois, ternyata peserta juga ada yang egois…
Peserta training yang egois bisanya ditandai dengan lebih banyak mainan Hp, Gadget, dan ngobrol dari pada mendengarkan materi training. Selain itu juga, Peserta egois malas melontarkan pertanyaan, atau menyanggah jika tidak sesuai. Biasanya ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya Training yang diikuti tidak sesuai bidangnya, kemauan atasan bukan inisiatif sendiri, hanya ingin menghindar dari pekerjaan, hanya mencari sertifikasi, atau memang daya tangkapnya yang kurang.

Anda tipe yang mana? Instruktur Egois atau Peserta Egois….
Dan coba bayangkan, kalau seandainya dua jenis tersebut (instruktur egois dan Peserta Egois) bertemu di satu sesi training,, kira-kira apa yang akan terjadi?????.......
Terus bagaimana supaya tidak jadi Instruktur Egois? Yang pasti jawabannya, kuasai materi yang akan dishare, cari referensi sebanyak-banyaknya agar mampu menjelaskan dan menjawab pertanyaan baik secara teori maupun hal teknis, belajar komunikasi yang baik, banyak diluar sana training public speaking, pahami karakter peserta anda.
Terus bagaimana Mas agar tidak menjadi Peserta yang Egois? Itu gampang, niatkan memang untuk belajar, dan yang paling penting “Kosongkan Gelasnya dulu” kalau mau ikut training, jadikan pengetahuan yang ada untuk pembanding dan bahan diskusi, bukan untuk menghalangi materi baru untuk masuk, bila perlu anda berperan antagonis di dalam training untuk memancing instruktur mengeluarkan ilmunya…
Bagaimana peran Antagonis di training mas ? jawabannya nanti di artikel berikutnya…
Mari jadilah peserta yang kooperatif, dan Instruktur yang jitu yang mampu menumpahkan ilmunya ke peserta. Jangan terjerumus menjadi Instruktur Egois maupun peserta yang egois..

Jabat erat

Darmawan Saputra

Post a Comment for "Instruktur Egois VS Peserta Egois"