Semakin Banyak Bawahan, Semakin Rawan Kecelakaan? Sains di Balik Angka Dunbar Menjelaskan!

Pernah dengar teori bahwa manusia hanya bisa punya sekitar 150 hubungan sosial yang benar-benar dekat?
Teori ini dikenal sebagai Angka Dunbar (Dunbar’s Number), dan sudah lama jadi bahan diskusi di dunia psikologi, manajemen, hingga media sosial. Tapi apakah angka ini masih relevan di zaman digital sekarang, ketika kita bisa punya ribuan teman di Facebook atau pengikut di Instagram? Yuk, kita bahas!

Konsep angka Dunbar menjelaskan batas alami manusia dalam menjalin hubungan sosial, sekitar 150 orang. Dalam dunia kerja, keterbatasan ini bisa diantisipasi dengan sistem berjenjang yang membagi pengawasan ke dalam unit-unit kecil. Pelajari bagaimana struktur organisasi bertingkat dapat menjaga efektivitas komunikasi, kepercayaan, dan keselamatan kerja di lingkungan industri.

Apa Itu Angka Dunbar?

Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Robin Dunbar, seorang antropolog asal Inggris, pada awal tahun 1990-an. Ia menemukan hubungan menarik antara ukuran otak primata (neokorteks) dan ukuran kelompok sosialnya.

Ketika hasil riset itu diterapkan pada manusia, muncul perkiraan bahwa manusia rata-rata hanya bisa menjaga sekitar 150 hubungan sosial bermakna — yaitu hubungan di mana kita masih mengenal orang itu secara pribadi dan bisa merasa terhubung secara emosional.

Angka 150 ini bukan berarti kita cuma boleh punya 150 teman, tapi lebih ke batas kemampuan otak kita untuk menjaga hubungan sosial yang benar-benar bermakna, bukan sekadar kenalan atau kontak di ponsel.


Angka Dunbar dan Kapasitas Sosial di Tempat Kerja

Dunbar menemukan bahwa kemampuan otak manusia untuk menjaga hubungan sosial terbatas oleh kapasitas kognitif dan emosional.
Dalam konteks pekerjaan, hal ini berarti ada batas alami bagi:

  • Seberapa banyak rekan kerja yang bisa kita kenal dengan baik,
  • Seberapa banyak orang yang bisa diawasi atau dikelola secara efektif,
  • dan seberapa luas tim bisa berfungsi dengan rasa saling percaya yang kuat.

Studi lanjutan menunjukkan bahwa tim yang terlalu besar sering kehilangan keakraban, komunikasi terbuka, dan kecepatan pengambilan keputusan.
Itulah sebabnya organisasi modern biasanya membagi unit kerja dalam kelompok kecil, antara 5–15 orang, dengan satu supervisor yang mengenal setiap anggotanya secara personal.


Mengapa Angka Dunbar Penting untuk Pengawasan

Dalam sistem pengawasan (terutama di industri seperti pertambangan, migas, atau konstruksi), efektivitas sangat bergantung pada kedekatan dan kepercayaan antara pengawas dan pekerja.

Jika satu pengawas bertanggung jawab atas terlalu banyak orang — misalnya 300 pekerja — maka:

  • Komunikasi menjadi jarang,
  • Masukan dari pekerja sering terlewat,
  • Potensi pelanggaran keselamatan lebih sulit dideteksi.

Namun, jika satu pengawas hanya menangani sekitar 100–150 orang (atau lebih ideal lagi dibagi menjadi kelompok kecil dengan pengawas lapangan), maka hubungan sosial dan komunikasi akan jauh lebih efektif.

Itu sebabnya banyak sistem manajemen keselamatan (seperti Safety Leadership atau Just Culture) menekankan pentingnya kedekatan sosial — bukan sekadar struktur formal.
Pengawasan yang efektif bukan hanya soal laporan dan checklist, tapi juga soal rasa saling kenal dan keterhubungan sosial.


Keterbukaan dan Pelaporan Keselamatan

Angka Dunbar juga membantu menjelaskan kenapa budaya pelaporan keselamatan sulit tumbuh di organisasi yang terlalu besar dan impersonal.

Ketika orang tidak saling mengenal dengan baik:

  • Mereka lebih enggan berbicara tentang masalah,
  • Takut salah paham atau disalahkan,
  • Kurang adanya rasa memiliki terhadap kelompoknya.

Sebaliknya, dalam kelompok kecil (di bawah 150 orang), hubungan sosial lebih kuat dan terbuka.
Pekerja lebih berani menyampaikan keluhan, memberi masukan, dan bahkan melapor ketika melihat potensi bahaya — karena mereka percaya pengawas atau manajernya akan menanggapi dengan baik.

Dengan kata lain, Angka Dunbar memberi dasar ilmiah bagi budaya komunikasi terbuka dan pengawasan efektif.


Lapisan Hubungan Sosial Manusia

Menurut Dunbar, hubungan sosial manusia tersusun dalam lapisan konsentris berdasarkan kedekatan emosional dan frekuensi interaksi:

Lapisan

Jumlah Rata-rata

Jenis Hubungan

Contoh

1. Intimate Circle

5 orang

Hubungan sangat dekat

Pasangan, sahabat, keluarga inti

2. Close Friends

15 orang

Teman dekat

Rekan kerja atau sahabat utama

3. Sympathy Group

50 orang

Kenalan personal

Tetangga akrab, teman komunitas

4. Active Network

150 orang

Hubungan sosial stabil

Komunitas, unit kerja, organisasi

5. Acquaintances

500 orang

Kenalan lemah

Relasi umum, kenalan profesional

6. Recognizable Faces

1.500 orang

Dikenali wajah/nama saja

Lingkungan luas, media sosial

Dengan memahami batas sosial alami ini, manajer bisa mendesain struktur pengawasan yang lebih manusiawi, efisien, dan aman.


Sistem Berjenjang Sebagai Solusi

Sistem berjenjang membagi kelompok besar menjadi unit-unit kecil yang masih bisa berfungsi dengan baik secara sosial dan kognitif.
Setiap jenjang hanya menangani jumlah orang yang sesuai dengan kapasitas Dunbar.

Contohnya:
  • Supervisor → 10 pekerja langsung
  • Manager → 5–7 supervisor
  • General Manager → 3–5 manager
Dengan pola ini:
  • Hubungan personal tetap terjaga pada tiap level.
  • Arus komunikasi dan pengawasan tetap lancar.
  • Keputusan dan masalah dapat diselesaikan lebih cepat di level terdekat.

Efek Positif untuk Pengawasan dan Organisasi

Sistem berjenjang membuat:
Kontrol sosial informal tetap berfungsi, karena setiap kelompok kecil saling mengenal.
Rantai pengawasan efektif, karena tiap atasan hanya perlu memantau sedikit orang.
Kepercayaan dan budaya keselamatan (safety culture) lebih kuat, karena ada interaksi sosial yang bermakna di setiap lapisan.

Contoh praktinya
  • Militer: Setiap pemimpin memimpin pasukan kecil dalam struktur bertingkat (regu–peleton–kompi–batalyon).
  • Industri migas & tambang: Sistem “crew leader – supervisor – superintendent – manager” digunakan agar komunikasi dan pengawasan tetap dalam jangkauan manusiawi.
  • Organisasi perusahaan: Span of control (jumlah bawahan langsung) dijaga agar tidak lebih dari 7–10 orang.

Kesimpulan: Bukan Sekadar Teori, Tapi Panduan Manajemen Nyata

Angka Dunbar bukan hanya teori psikologi sosial.
Dalam praktik organisasi, angka ini menjadi panduan realistis untuk membangun hubungan kerja yang efektif, pengawasan yang dekat, dan budaya keselamatan yang hidup.



Referensi :
  • Dunbar, R. (1992). Neocortex size as a constraint on group size in primates. Journal of Human Evolution.
  • Lindenfors, P., Wartel, A., & Lind, J. (2021). Dunbar’s number deconstructed. Biology Letters.
  • De Ruiter, J., Weston, G., & Lyon, S. (2011). Dunbar’s Number reexamined. American Anthropologist.
  • MacCarron, P. et al. (2016). The Elastic Dunbar Number. Royal Society Open Science.
  • Dekker, S. (2012). Just Culture: Balancing Safety and Accountability. Ashgate.

Posting Komentar untuk "Semakin Banyak Bawahan, Semakin Rawan Kecelakaan? Sains di Balik Angka Dunbar Menjelaskan!"